Sudah hampir 3 minggu ini aku mendampingi anaku yang no 2 untuk terapi Okupasi. Terapi ini dikhususkan untuk menanggulangi anak dengan katagori Hyperaktif. Lama kegiatan kurang lebih 2 jam per sesi. Kegiatannya sekilas seperti bermain semisal melompat, bernyanyi, memajat jaring, bergelantungan, meniti balok bergoyang, susun puzzle, berhitung dll.
Terapi Okupasi sebenarnya untuk melatih bagian-bagian tubuh (motorik & sensorik) bergerak secara terkoordinasi yang ujungnya bisa meningkatkan kinerja susunan syaraf pusat, menguatkan daya ingat dan paca indra. Setelah konsultasi dengan beberapa dokter ahli (Phiskolog anak) juga cari literature di internet mungkin bagus juga di share ke blog, karena banyak para orangtua termasuk saya pribadi kurang peka dan tidak sadar bahwa anak kita mengidap atau mempunyai gejala Hiperakitf atau bahkan Autis.
Gejala Hiperaktif/ Autis ada beberapa jenis tetapi kesemuanya mengacu kesatu sasaran yaitu “Ganguan Tumbuh Kembang dan Otak “. Adapun penyebanya sangat komplek dan sangat unik untuk setiap anak. Sebenarnya gejala awal sudah bisa saya rasakan pada saat anak saya masuk TK dan pada saat masuk SD. Kami sebagai Orangtua lengah tidak cepat tanggap akan hal tersebut, pada saat itu kami beranggapan akan teratasi dengan sendirinya sesuai dengan berjalannya waktu seperti juga kakaknya yang pertama. Ternyata tidak demikian, malah sebaliknya makin lama makin susah di atur disamping prestasi akademisnya semakin menurun.
Gejala yang perlu di amati/ di waspadai (sebagian percis dialami oleh anak saya):
~ Telat bicara, pada anak normal sampai umur 3 tahun minimal anak harus sudah bisa mengucapkan satu dua suku kata bahkan beberapa anak sudah mampu merangkai kalimat pendek semisal “Aku tidak mau”, “mama aku mau makan” dll walaupun pola bicaranya mungkin masih cadel atau belum jelas.
~ Tidak bisa fokus, paling lama bisa konsentrasi 5 menit dan mudah teralihkan perhatiannya terhadap yang lain.
~ Tidak kenal lelah, sepanjang hari bisa bergerak terus seolah-olah energinya belimpah, bahkan anak saya baru bisa tidur selepas jam 11 malam.
~ Menentang, umumnya tidak pernah mau menurut atau sulit dinasihati walupun berulang ulang.
~ Sering asyik dengan dunianya sendiri kurang bisa bersosial atau berinteraksi dengan sesama/ teman.
~ Usil dan tidak sabaran.
~ Tanpa Tujuan, semua kegiatannya kadangkala tanpa tujuan jelas. Naik turun kursi pada orang normal mungkin untuk mengambil sesuatu tatapi pada anak hiperaktif tidak jelas.
~ Pemarah/ emosianal dan kurang spontan, responsip/ re-aktif.
Tips untuk orangtua (saran dari Dokter):
~ Terimalah kondisi anak sebagai titipan Tuhan dan sadari anak-anak berbuat kurang positif/ baik bukan kemauan mereka tetapi ada gangguan di dalam organnya. Aku sendiri dan istri kadang suka tak sabar dan cepat naik darah ..!. sungguh diperlukan kesabaran yang extra untuk menghadapi anak yang Hiperaktif.
~ Perbaiki perilaku anak secara terus menerus dan jangan pernah merasa bosan dan lelah. Saran yang diberikan Dokter terhadap kami “ Sebisa mungkin untuk bisa menyalurkan energy yang berlebih untuk kegiatan yang positif & bermamfaat ”.
~ Ikut terapi Medis, Ini yang harus segara dilakukan secepatnya. Berdasarkan diaognasa Dokter baru ketahuan jenis dan terapi apa yang cocok dengan anak tersebut. Terus terang hal ini yang menguras tenaga dan financial kita, satu hal yang belum pasti sampai berapa lama terapi tsb harus kita jalani ?. bahkan ada yang mengikuti terapi sampai tuntas dan sembuh selama 2 tahun. Aku menghidari terapi yang diikuti obat-obatan karena di beberapa tempat rehabilitasi anak ada yg mendiagnosa pakai obat. Lakukan kalau dirasa perlu dan mendesak tentunya setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter ahli dari berbagai displin ilmu (nurologi, syaraf, phiskolog). Satu hal pasti semua obat pasti ada efek samping baik untuk jangka pendek maupun panjang
~ Sediakan sarana, ini juga sunggung mahal tetapi bisa kita siasasti dengan permaikan kita pada saat dulu semisal bermain di pematatang sawah, sesekali ajak anak untuk menangkap ikan di kolam (malatih kesabaran sekaligus focus)
Note: Mudah-mudahan anakku cepat pulih dan menjadi anak yang aktif. Kuatkan dan doa’kan kami sebagai Oratua untuk bisa membingbing anaku untuk menemukan dunianya kembali termasuk aspek akademis. Semoga..!.
“Sooner or latter you will know that we all love you Hanezar…!”