Pages

12 January 2007

Humor: My Old Friend "Nana Kuda"

Malam minggu kemarin Abah dapat kunjungan singkat dan mengejutkan dari teman lama semasa SMP dulu, Si NANA KUDA begitulah saya selalu memanggil namanya. Dia lengkap bawa keluarga (istri dan 3 anaknya) thus saya pun segera memperkenalkan istri dan 3 putra jagoanku.

Setelah sekian tahun tak jumpa, ternyata tak banyak perubahan berarti dari segi pisik kecuali perutnya yg jadi tambun, Itulah tanda kemakmuran celotehnya!. Dari segi material kayaknya sudah tajir!. “Amin” celoteh batinku. Aku tengok….

mobilnya Honda keluaran terakhir, Aku lirik juga ada kalung dan gelang emas yg melingkar ketat di tangan dan leher istrinya, Wow silau Man!. Ach baru tahu sekarang, ternyata dia bekerja di biro pemerintahan BPK (Badan Pemeriksa keuangan) pusat. “pantas” gumanku.

Sambil bernostalgila ngobrol cerita masa lalu diselingi gelak tawa tak lupa mencicipi masakan khas my lovely wife tak terasa waktu sdh mennujukan jam 9 malam. Sebelum pulang istrinya bertanya “Boleh tahu kenapa ada embel-embel atau julukan Kuda di belakang nama suami saya?”.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut terpaksa aku harus flash back kebelakang, kala itu kami bertiga demi gengsi dan untuk menguji keberanian masing2, sepekat untuk adu balapan kuda ala cowboy di daerah ITB (Ganesha). Kami sewa 3 kuda dan segera saja masing2 memacu kudanya untuk segera sampai di satu titik tujuan yg telah ditentukan sebelumnya. Aku sampai garis finish lebih dulu disusul oleh teman saya, setelah setengah jam menunggu kok si Nana kaga muncul-muncul?.

Rasa khawatir mulai muncul, sepakat bersama tukang kuda kami menyisir route yg di lalui pada saat balapan tadi tetapi tidak ketemu. Kami coba sisir route yg lainnya ke arah jalan Dago, tak dinyana kami semua melihat pemandangan aneh dan konyol ternyata si Nana tidak sedang naik kuda malah kudanya yg dibawa dia, terlihat keringat deras mengucur dari seluruh badannya.

“Na, kenapa kamu tidak naik kuda” Tanya kami serius. “nich kuda bego banget susah dikendalikan, masak kalau lasonya di tarik ke kiri seharusnya belok kiri eh, malah lari terus kaga mau belok-belok!, giliran aku pecut pakai cemeti bukannya lari malah diam saja, nah daripada nyasar makin jauh terpaksa aku turun dan bawa ini kuda sialan..!” sergahnya. Kami semua ketawa termasuk tukang kuda yg sedikit gondok di bilang bininya (kuda) bego tapi tak urung senyum juga. Nah Sejak saat itulah dia punya nama atau julukan baru “NANA KUDA”.

Cerita masih belum berakhir, selidik punya selidik ternyata kuda yg ditunggangi teman saya sedang “beger” alias libido sedang memuncak, jadi kuda tersebut akan sangat sulit dekendalikan kecuali di depannya terlihat kuda betina ! begitulah penjelasan tukang kuda kepada kami.

4 comments:

Anonymous said...

lucu abah, jangan2 beger lihat yang nunggangin tuh kudanya hwakaka

Anonymous said...

kuda di ganeca kan kecil2..
gak tega jadinya..

-imgar-

Keluarga Gunawan - Rani said...

Hihihii jadi ketawa sendiri bacanya Bah...lucu sih...Duhh saya yg sekolah sono knapa blom pernah naek kuda ya? :D

Anonymous said...

ha..ha..lucu-lucu btw kudanya apa orangnya yg tulalit..?